Sebelum khotbah itu selesai, orang-orang menangis, meratap, dan meneriakkan, "Apakah yang harus saya perbuat, supaya saya selamat?"
“No man should desire to be happy who is not at the same time holy. He should spend his efforts in seeking to know and do the will of God, leaving to Christ the matter of how happy he should be.”
“Let us think little of ourselves, dear congregation, But let us never think little of our callings.” – Charles Haddon Spurgeon’s last sermon, Metropolitan Tabernacle, 1891
Doktrin? Pengajaran? Masih perlukah semua ini? Masih perlukah orang-orang di dalam gereja sibuk berdebat soal pengajaran mana yang benar dan mana yang salah?
Apakah waktu itu? Bagaimana kita mengerti waktu? Agustinus seorang bapa gereja mengatakan, "Apabila orang lain tidak bertanya mengenai waktu, saya merasa bahwa saya mengetahui apakah waktu itu
Allah adalah kasih. Kita sering dengar frasa ini, "Allah adalah kasih", atau "Allah maha-kasih dan maha-penyayang". Konsekuensi, yang sepertinya logis, yang mengikuti kalimat
Manusia diciptakan oleh Allah, sehingga merupakan konsekuensi logis bagi manusia untuk hidup sesuai keinginan Penciptanya. Akan tetapi, manusia sudah jatuh di dalam dosa, sehingga memiliki
Akibat Dari Keterpisahan Dari Allah Menyeret Keberadaan Orang Berdosa Ke Dalam Status Keterhilangan - Terhilang Dari Dukungan Dan Kehadiran Allah.
Dosa tidak berhenti sebagai peristiwa saja, tetapi justru menjadi perusak yang berkelanjutan dalam diri orang berdosa dan pengganggu segenap tatanan kosmis. Dosa menghancurkan hubungan-hubungan
Sekarang kita akan memikirkan apa yang dimaksud dengan dosa. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa dosa lebih daripada sekadar kagagalan beretika. Adalah sesuatu yang terlalu dangkal jikalau