Prioritas

Christian Life

Prioritas

17 January 2022

Dunia tidak berhenti untuk melahirkan banyak orang baru dengan deretan prestasi yang gemilang, baik dari dunia bisnis, olah raga, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Banyak perjuangan dan cucuran keringat yang mengalir untuk meraih kesuksesan mereka. Namun hal yang justru menarik meskipun cenderung dilewatkan oleh publik adalah bagaimana perjalanan mereka yang berliku-liku maupun terjal untuk sampai di puncak “everest” mereka masing-masing. Banyak kisah dan cerita dari yang unik sampai spektakuler turut mewarnai perjalanan mereka. Lantas, apa yang membuat mereka bisa meraih apa yang mereka kejar? Apakah hanya sekadar kerja sekeras-kerasnya dan membanting tulang sampai rapuh? Jawabannya tentu tidak hanya itu saja.

Salah satu aspek vital yang sangat mungkin untuk  menghantarkan mereka sampai kepada puncak hidup mereka (kalau ingin kita asumsikan) adalah prioritas. Setuju? Ya, bagaimana mereka mengatur prioritas mereka sebaik mungkin adalah hal penting. Menurut kamus Merriam-Webster, kata prioritas mengandung arti sebagai sesuatu yang lebih penting daripada hal lainnya dan perlu untuk dieksekusikan terlebih dahulu. Dalam hal ini sering kali apa yang menjadi prioritas seseorang menyatakan siapa dirinya. Prioritas seseorang menunjukkan setidaknya apa yang ingin orang itu kejar atau mau menjadi seperti apa dia nantinya. Sebagai orang Kristen, apa prioritas kita?

Alkitab memberitahu kepada kita bahwa yang menjadi prioritas setiap orang percaya adalah Allah dan pekerjaan-Nya. Orang percaya harus terlebih dahulu menempatkan Allah sebagai yang utama dalam hidupnya. Hal ini berarti bahwa apa pun yang dikerjakan dan dikejar oleh orang percaya adalah apakah ini dan itu memuliakan Allah atau tidak. Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, upaya kita untuk mendapatkan nilai tinggi berasal dari hati yang ingin menyenangkan hati Allah atau hanya ingin membanggakan diri sendiri (dengan dalih bahwa ini memuliakan Allah juga kok)? Apakah kita memperoleh kenaikan pangkat namun menjadi penjilat di perusahaan kita itu menyatakan hidup seorang Kristen yang memuliakan Allah? Allah dimuliakan ketika apa pun yang kita kerjakan sesuai dengan apa yang Dia inginkan. Apa yang Allah inginkan sudah dinyatakan dengan jelas melalui Alkitab. Tidak ada tempat lain untuk mengetahui kehendak-Nya selain daripada Alkitab. Alkitab satu-satunya sumber yang berotoritas untuk kita mengenal Allah dan memuliakan-Nya. Tugas kita adalah membacanya, merenungkannya, dan menjalankannya. Sudahkah Alkitab menjadi prioritas kita?

Kita dan COVID-19 dipaksa untuk berteman dan hidup bersama selama kurang lebih dua tahun belakangan ini. COVID-19 juga memaksa kita untuk maju lebih cepat dan melangkah sejauh mungkin dari yang seharusnya kita tempuh. Kemajuan teknologi yang begitu pesat terjadi dalam tempo waktu dua tahun pandemi ini. Hal ini juga yang memaksa kita untuk terus berevolusi untuk menyesuaikan diri dengan waktu dua tahun yang tidak menyenangkan ini. Secara spesifik, pandemi ini membuat kita mau tidak mau untuk mengarahkan prioritas kita ke arah yang kita pikir sudah seharusnya begitu. Mungkin juga ada banyak hal yang telah terjadi akibat pandemi yang membuat diri kita berubah. Entah itu perubahan yang terjadi secara parsial maupun radikal. Namun, sebagai orang percaya, apakah prioritas kita terhadap Allah ikut berubah? Apakah Alkitab masih kita pandang lebih penting daripada tutorial survive di tengah pandemi ala Mr. World? Bagaimanakah cara dan sikap kita memperlakukan ibadah online dan fisik terakhir kali? Masihkah kita memfokuskan diri kita hanya beribadah dan duduk dengan diam atau kita mulai mahir menjadi orang yang pandai bermultitasking di saat beribadah? Mungkinkah prioritas kita sudah bergeser? (RB)