Baru-baru ini kita dikejutkan dengan meninggalnya soerang Hamba Tuhan secara mendadak karena serangan jantung. Tidak ada yang menduga beliau dipanggil Tuhan begitu cepat. Tanpa tanda-tanda. Bahkan sebelum meninggal beliau sedang memberikan pengajaran kepada mahasiswa sekolah teologia di tempatnya bekerja. Namun Tuhan berkehendak lain. Waktunya sudah tiba untuk dipanggil kembali ke pangkuan Bapa di sorga.
Hidup begitu singkat. Tidak ada seorangpun tahu berapa lama ia akan hidup. Yang menderita sakit berat, ia berpikir dalam waktu singkat akan meninggal. Namun tidak juga Ia segera dipanggil Tuhan. Yang merasa dirinya sangat sehat. Dalam waktu tak diduga, ia mendadak meninggal. Entah karena serangan jantung, entah kecelakaan, entah apa lagi…. Yang pasti tiba-tiba saja kita mendengar kabar orang tersebut meninggal.
Hidup begitu singkat. Kita sangat tahu itu. Dan Allah memberikan kita peringatan melalui peristiwa-peristiwa di sekitar kita untuk menyadarkan kita bahwa hidup itu begitu singkat. Namun seringkali peringatan-peringatan tersebut sampai kepada kita dan membuat kita kaget sejenak, merenung sejenak, namun setelah itu kita kembali hidup seolah-olah hidup kita yang mengaturnya, seolah-olah hidup kita akan panjang sesuai maunya kita. Kapankah kita bertobat? Kapankan kita serius menjalani hidup ini seturut kehendak Tuhan? Kapan kita mengarungi hidup ini seturut firmanNya? Jangan sampai ketika hidup singkat itu menghampiri kita, dan belum sempat kita memperbaiki hidup kita, waktu itu telah selesai.
Perumpamaan gadis bijaksana dan gadis bodoh di Matius 25:1-13 menggambarkan bagaimana kehidupan orang yang bijaksana adalah kehidupan yang sadar bahwa waktunya akan tiba Tuhan akan menjemputnya oleh karena itu masa-masa ia hidup ia perlu mempersiapkan dirinya dengan benar. Kehidupan orang yang bodoh adalah kehidupan yang menganggap dia dapat sesuka-sukanya hidup sesuai maunya dia. Namun ketika Tuhan datang, ia kalang kabut, hendka mempersiapkan diri, namun telat.
Kiranya renungan singkat ini boleh membawa kita kepada pertobatan yang sejati. Marilah kita melalui hari-hari kita di masa muda kita segiat-giatnya bagi Tuhan. Sehingga ketika kita dipanggil, kita mengatakan: “Saya siap ya Bapa”. (DS)

