Lelah Jadi Kristen

Devotion

Lelah Jadi Kristen

14 March 2022

Pernahkah dalam hidup ini kita merasa lelah menjadi orang Kristen? Lelah untuk berbuat baik, menjadi orang yang sabar dan selalu mengampuni, apalagi saat terasa tidak ada untungnya bagi kita. Tidak ada yang menggaji kita karena sudah berbuat baik. Berbuat baik tidak dapat membantu kita untuk membayar tagihan-tagihan kita, bukan?

Coba kita renungkan apa yang bisa membuat kita merasa lelah menjadi orang Kristen. Mungkin karena kita merasa dibebani oleh segenap aktivitas rohani yang wajib kita lakukan, seperti saat teduh di pagi hari, membaca Alkitab, berdoa syafaat, pelayanan di gereja yang tidak ada habisnya, pergi penginjilan ke pedalaman, dan lain-lain. Belum lagi tuntutan untuk selalu bersikap baik di hadapan orang lain. Tidak boleh marah jika mobil kita disalip, tidak boleh berkata kasar jika ada yang membuat kita kesal, dan lain-lain.

Jika kita lelah secara fisik, itu merupakan hal yang wajar. Namun, yang bahaya adalah jika kita lelah secara batin. Saat segala yang kita lakukan tidak keluar dari hati yang sungguh-sungguh rela mengerjakannya, kita akan cepat merasa lelah. Mungkin ada pemahaman kita yang terbalik. Kita pikir jika kita melakukan segala aktivitas rohani dan perbuatan baik seperti yang sudah disebutkan di atas, kita merasa sudah menjadi orang Kristen. Padahal tanpa hati yang diubahkan, hati yang sungguh-sungguh mengerti sehingga mendorong kita untuk melakukan hal-hal itu, kita sebenarnya belum mengerti iman Kristen yang sejati.

Hanya ketika Allah memberikan hidup yang baru kepada kita, barulah kita akan dimampukan untuk melakukan setiap perintah Tuhan dengan hati yang rela dan bersukacita. Banyak tokoh di dalam Alkitab yang menunjukkan hidup seperti demikian. Salah satu contohnya adalah Paulus. Ketika Paulus mengenal Tuhan Yesus yang sejati, hidupnya diubahkan, dan ia menjadi pengikut Kristus yang tidak pernah lelah melayani-Nya. Bukan berarti dia tidak pernah lelah secara fisik, bahkan tubuhnya pernah benar-benar hancur karena harus dipukuli banyak kali. Namun, hal itu tidak pernah membuat jiwanya menjadi lelah. Tidak ada yang dapat menghalangi dan mengurangi cintanya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya.

Menjadi orang Kristen artinya memiliki hati yang diubahkan oleh Tuhan dan memberikan diri rela dipimpin oleh kuasa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Hanya melalui kekuatan Roh Kudus inilah kita tidak akan menjadi lelah secara batin menjadi orang Kristen. Kesulitan pasti ada, rintangan dan tantangan pasti menanti. Namun, orang Kristen hanya perlu percaya kepada firman-Nya yang mengatakan, “sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (EG)