Kekristenan dalam Bahaya Besar!

Christian Life

Kekristenan dalam Bahaya Besar!

14 February 2022

Yaps, kamu tidak salah baca. Kekristenan selalu dalam keadaan tidak baik-baik saja! Kekristenan tidak pernah tidak berada dalam bahaya. Sepanjang sejarah, kekristenan terus dianiaya oleh berbagai macam ajaran sesat dan filsafat duniawi yang melawan Tuhan. Mungkin beberapa dari kita ketika mendengar pernyataan tersebut merasa kaget, biasa-biasa saja, atau apalah. Sontak hal ini menimbulkan pertanyaan: Di mana letak bahayanya? Apa yang membuat iman Kristen berada dalam zona bahaya? Nah, justru kita harus berhati-hati dengan pertanyaan-pertanyaan barusan dan yang sejenisnya karena mungkin itu adalah tanda bahaya dari sekian banyaknya tanda. Pengetahuan yang nihil terkait pertanyaan di atas juga bisa saja menunjukkan kepada kita seberapa berbahayanya posisi iman orang percaya.

Dalam pengalaman hidup kita, khususnya ketika kita berada pada fase pertumbuhan menuju dewasa dari masa kanak-kanak, kita tidak hanya membutuhkan makanan untuk menunjang tumbuh kembang kita, kita adalah manusia-manusia yang membutuhkan berbagai pelajaran dan kebenaran yang memimpin kita untuk menjadi manusia dewasa yang layak untuk ditempa berbagai tantangan dan ujian di dunia yang tidak bersahabat dengan iman kita. Kita membutuhkan berbagai pengetahuan dan kebenaran untuk terus menahkodai kapal kita yang selalu terombang-ambing di lautan kematian. Namun, segala pengetahuan dan kebenaran yang dititipkan pada kita tidak akan kompatibel dengan kenyataan yang kita hadapi karena kita tidak tahu hal-hal itu akan menjawab pertanyaan yang mana–pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya krusial bagi diri kita (seperti: Di mana saya? Seperti apakah posisi saya sekarang? Atau apakah saya sedang dalam bahaya? Bahaya yang seperti apa? Bagaimana caranya untuk keluar dari bahaya ini? Apa solusinya?) dan apa yang kita percaya. Kita akan terus-menerus terombang-ambing tanpa tahu bagaimana caranya kita harus keluar, melangkah, atau menuju tujuan kita yang sebenarnya.

Ide paragraf di atas kira-kira selaras berkenaan dengan iman kita hari ini: Apa yang terjadi dan bagaimana keberadaan iman kita karena efek pandemi sampai hari ini? Sudah sejauh mana virtual reality memengaruhi iman kita? Sudah separah apakah postmodernisme menghancurkan keyakinan kita akan karya Kristus? Sudah sekenyang apakah materialisme menggerogoti gereja Tuhan? Sudah separah apakah penderitaan yang dialami orang percaya akibat pekerjaan setan? Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu cepat bagi kita untuk disadari, bahkan sekadar timbul dalam hati saja tidak! Apa yang mau diharapkan? Inilah bahaya yang sesungguhnya! Bahaya yang sesungguhnya ialah untuk sekadar kepo dengan iman kita saja tidak, bagaimana mungkin kita dapat wawas diri terhadap dunia yang jahat ini? Kita tidak sadar atau lebih tepat menutup mata kita bahwa Iblis sedang bekerja untuk mennghancurkan umat Allah.

Rasul Petrus sangat sadar akan hal ini sehingga ia merasa perlu dan penting untuk memperingatkan umat Tuhan dengan saksama dalam suratnya kepada gereja mula-mula, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Ptr. 5:8). Oleh karena itu ia dengan tegas meminta kita di ayat selanjutnya untuk bergantung kepada Allah melawan Iblis dan segala bentuk manifestasinya di dunia ini, “Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin” (1Ptr. 5:9-11).

Mari kita berdoa meminta belas kasih Tuhan bagi kita yang bodoh ini untuk bergantung pada-Nya dan diberikan kesadaran untuk menghidupi serta menyadari keberadaan iman kita. Kiranya Tuhan menolong kita! Amin. (RB)