Hati Manusia

Devotion

Hati Manusia

4 April 2022

Sejak Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, dosa masuk ke dalam dunia dan mencemari seluruh ciptaan, khususnya manusia. Tidak ada satu pun aspek dalam diri manusia yang tidak tercemar oleh dosa. Hati manusia juga sudah dicemari dosa, sehingga tidak heran jika apa yang keluar dari hati manusia hanyalah kejahatan. Namun, bagaimana dengan orang Kristen yang sudah bertobat? Apakah orang Kristen yang dosanya sudah dihapuskan melalui pengorbanan Kristus masih memiliki hati yang jahat?

Sebagai orang Kristen, status kita sekarang memang adalah umat yang sudah ditebus oleh Tuhan, tetapi kita masih mungkin berbuat dosa selama hidup di dunia ini. Hati kita pun masih sangat mungkin menginginkan yang jahat. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kejahatan kita jauh lebih besar dibandingkan orang lain yang belum bertobat karena kejahatan tersebut kita lakukan di dalam kondisi kita yang sudah tahu kebenaran.

Kejahatan yang kita lakukan bisa terlihat jelas maupun tidak. Kita bisa secara terang-terangan melawan kehendak Allah, atau secara diam-diam memanipulasi kebenaran yang sampai kepada kita. Salah satu contoh yang paling sering kita manipulasi adalah dalam hal panggilan. Kita mungkin pernah meminta kepada Tuhan untuk menyatakan panggilan-Nya atas hidup kita. Ketika jawaban Tuhan tidak sesuai dengan keinginan kita, langsung keluar deretan alasan untuk menolak panggilan itu. Kita bahkan bisa memakai ayat-ayat Alkitab atau prinsip-prinsip theologi untuk membenarkan penolakan kita atas panggilan-Nya itu. Padahal, hal ini kita lakukan karena hati kita tidak mau taat kepada Allah.

Maka, kita memang harus menjaga hati. Hati kita begitu mudah berbelok. Perlu gada dan tongkat Tuhan untuk menjaga hati kita tetap lurus di hadapan-Nya. Tentu saja tuntunan Tuhan ini tidak selalu nyaman untuk kita. Pasti kita merasa enggan saat harus melepaskan apa yang sebenarnya hati kita yang berdosa inginkan. Namun, kita harus kembali mengingat status kita sebagai manusia baru yang sudah diberikan hati yang baru oleh Tuhan. Dengan hati yang baru, kita dimampukan untuk menginginkan hal-hal yang sesuai kehendak Tuhan.

Tegangan antara hati kita yang lama dan baru akan terus ada selama kita masih hidup di dunia ini. Maka, kita harus menyerahkan hati kita kepada Tuhan, dan membiarkan Dia terus menguji hati kita sesuai kebenaran firman-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita dan terus menuntun hati kita taat kepada kehendak-Nya. (RP)