“Dicuekin”, kata yang pasti kita tidak suka. Rasanya tuh sakit kalau kita dicuekin. Ketika kita berelasi dengan orang lain, akan selalu ada risiko mengalami hal ini. Tapi kalau kita pikirkan lebih jauh, sebenarnya kenapa kita bisa sakit hati ketika dicuekin, tidak lain karena ego kita yang terluka. Ego yang menuntut perhatian ditujukan pada diri kita setiap saat dan spontan.
Ego yang sering dikaitkan dengan kesombongan atau pride, telah membuat manusia jatuh dalam dosa. Manusia awalnya diciptakan untuk berfokus pada Tuhan penciptanya, akhirnya malah bergeser berfokus pada diri. Tuhan Yesus memberikan teladan bagaimana seharusnya kita sebagai orang Kristen menyikapi rasa sakit hati ini. Dia tidak hanya dicuekin tetapi bahkan dikhianati oleh manusia, yang dikasihi-Nya dengan kedatangan-Nya ke dunia ini untuk penebusan manusia. Tetapi bukan penolakan, bukan rasa sakit hati karena penolakan tersebut, bukan juga pengkhianatan menjadi fokus-Nya, melainkan bagaimana Dia bisa menjalankan kehendak Bapa dan menggenapinya secara sempurna.
Mari kita terus meneladani Kristus, melatih diri untuk tidak tenggelam dalam sakit hati karena keegoisan dan kesembongan diri kita, lalu kembali berfokus kepada kehendak Tuhan dan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan-Nya kepada kita. Tenggelam dalam keegoisan bukanlah solusi hidup, bangkit kembali kepada Tuhanlah solusi hidup yang sejati. (YC)

