Kalimat “belajar bersandar kepada Tuhan” merupakan kalimat yang sering kita dengar. Entah kalimat itu kita ucapkan kepada orang lain, atau ditujukan kepada kita. Kalimat yang gampang diucapkan, tetapi sulit dijalankan. Dalam setiap peristiwa yang kita alami, cenderung yang kita inginkan adalah bagaimana Tuhan menyertai kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal kita tahu jelas, bahwa belajar bersandar kepada Tuhan, adalah bagaimana kita belajar menaruh keinginan kita di hadapan Allah dan tunduk kepada kehendak-Nya. Atau dengan pengertian lain, belajar bersandar kepada Tuhan adalah bagaimana kita menaklukkan diri kepada kehendak Allah.
Allah, tempat kita bersandar bukan hanya sebagai Pencipta kita tetapi Dia juga adalah Allah Penebus yang membebaskan kita dari kuasa dosa menuju kepada kehidupan yang kekal. Jikalau Allah yang sedemikian mengasihi kita dengan memberikan Anak-Nya mati di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, masakan Dia akan membiarkan kita hidup dalam kebinasaan? Masakan rencana-Nya bagi hidup kita adalah rencana menuju kesengsaraan dan kebinasaan? Bukankah kita seharusnya mengamini, bahwa justru kesulitan, penderitaan, dan berbagai masalah yang kita hadapi, itu adalah cara Allah membentuk kita sehingga kita menyadari bahwa kita tidak mungkin mengandalkan diri kita sendiri, kecuali bersandar kepada Dia? Dengan kata lain, Allah sedang membentuk kita agar kita dapat mengenal-Nya dan bersandar kepada-Nya.
Marilah kita memulai hari ini dengan belajar satu langkah demi satu langkah bersandar kepada Dia. “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh , tidaklah sampai tergeletak sebab Tuhan menopang tanganya” (Mzm. 37:23-24). Kiranya Allah menolong kita agar mampu makin bersandar kepada-Nya. Amin. (DS)

