Adakah Masalah Hidup Lebih Besar daripada Allah?

Devotion

Adakah Masalah Hidup Lebih Besar daripada Allah?

15 August 2022

Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" (Keluaran 17:3). Sunggut-sungut bangsa Israel ini terjadi saat mereka berjalan dari persinggahan ke persinggahan dan tiba di Rafidim, dan di sana mereka tidak mendapatkan air untuk diminum. Padahal sebelumnya mereka jelas tahu dan mengalami bagaimana Allah menyertai mereka sejak keluar dari perbudakan Mesir dengan menyeberangi Laut Teberau, tanpa ada satu orang pun dari mereka yang mati tenggelam atau dibunuh oleh tentara Mesir. Mereka juga merasakan penyertaan Allah saat di Mara. Mereka tidak bisa minum karena airnya pahit, namun Allah membuatnya menjadi manis. Mereka juga mendapat pemeliharaan Allah saat mereka berjalan di padang gurun. Allah memberikan mereka makan manna sehingga tidak pernah kelaparan. Namun sayangnya, penyertaan dan pemeliharaan yang bertubi-tubi tersebut tetap tidak membuat bangsa Israel sungguh-sungguh percaya bahwa Allah tetap bersama mereka dan tidak akan membiarkan mereka mati karena kelaparan maupun kehausan. Ketika mereka menghadapi permasalahan seperti tidak ada air, mereka pun kembali menggerutu. Mereka malah menyalahkan Musa dan berkata: “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"  (Keluaran 17:3). Mereka bahkan mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” (Keluaran 17:7)

Harusnya mereka menyadari bahwa di padang gurun memang tidak ada air. Solusinya adalah dengan datang kepada Allah dan memohon kepada-Nya. Sayangnya mereka malah menggerutu. Masalah hidup membutakan mata bangsa Israel bahwa Allah pasti memelihara mereka. Masalah hidup menjadi lebih besar daripada Allah itu sendiri. Bukankah kita pun melakukan hal yang sama seperti bangsa Israel? Ketika kita mengalami masalah hidup, kita cenderung menyalahkan Tuhan, seolah Tuhan salah memimpin hidup kita. Seluruh kebaikan Allah yang pernah kita alami sebelumnya seolah luntur begitu saja dari ingatan kita. Kita tidak bisa merangkai seluruh peristiwa hidup kita dan percaya bahwa Allah sedang memimpin dan merancang kehidupan kita dengan tepat.

Namun Allah adalah Allah yang penuh belas kasih. Melalui Musa yang menaikkan doa kepada-Nya, Allah mengeluarkan air dari gunung batu dengan cara meminta Musa memukul tongkatnya ke gunung batu tersebut. Maka keluarlah air dari batu tersebut, dan bangsa Israel menikmati air yang jenih dan segar.
Hari ini, masalah hidup apakah yang kita alami? Adakah masalah itu kita jadikan lebih besar daripada Allah? Marilah kita bertobat. Allah tidak pernah salah merancang dan memimpin hidup kita. Masalah yang kita alami adalah bagian dari rancangan Allah untuk mendidik kita memfokuskan diri dan menyandarkan hidup ini kepada Allah. Karena di luar Allah, sesungguhnya hidup kita akan sia-sia. (DS)