Terbatas di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian “ditentukan batas-batasnya”, “tertentu (tidak boleh lebih)”. Di dalam hidup kita pasti tidak pernah terlepas dari keterbatasan. Sebagai ciptaan, kita adalah makhluk yang terbatas, terbatas di dalam ruang dan waktu. Contoh terbatas di dalam ruang: saat kita berada di kamar tidur, pada saat yang sama kita tidak mungkin berada di dapur. Contoh terbatas di dalam waktu: saat kita berada di waktu sekarang, tidak mungkin pada saat yang sama kita berada di waktu yang akan datang, atau yang lebih jelas mengenai dibatasi waktu adalah usia. Dalam hidup, kita memiliki usia tertentu, sehingga di ujung hidup, kita meninggal, di situlah batasan kita oleh waktu.
Selain hidup kita dibatasi oleh ruang dan waktu, keberadaan diri kita juga sudah tercemar dosa. Dosa tidak pernah membawa manusia kembali kepada kehendak Tuhan atas dirinya. Dosa selalu membawa manusia melawan Tuhan, termasuk di dalam keterbatasan manusia yang memakai keterbatasan dirinya menjadi alasan untuk tidak mau berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan. Di dalam pikiran manusia yang terbatas dan sudah tercemar dosa adalah mengenai bagaimana mengeksiskan dirinya berdasarkan “kebenaran” sendiri, yang sudah pasti tidak tunduk kepada kebenaran firman Tuhan.
Manusia yang tercemar dosa akan selalu mencari alasan untuk tidak memaksa atau menuntut dirinya melampaui keberadaannya saat itu untuk lebih maju dan menuntut dirinya hidup sesuai firman Tuhan. Padahal keberadaan dirinya saat itu sering kali bukanlah batasannya, melainkan kenyamanannya.
Manusia yang self-centered tidak lagi bisa dengan benar menilai batasan dirinya. Keterbatasan yang dirasakan olehnya mungkin bukan batasannya, tetapi kenyamanan dan kemalasannya. Di sisi yang lain, ada manusia berdosa yang ingin keluar dari keterbatasan dirinya demi meraih keinginan dirinya yang egois yang sesungguhnya bukan miliknya. Kedua hal ini bukanlah batasan yang sesungguhnya dan sesuai bagi kita.
Oleh karena itu marilah kita kembali kepada firman Tuhan agar kita bisa menilai keterbatasan diri kita dengan benar. Melalui firman Tuhan kita dapat mengenal diri kita dengan benar, sehingga menilai keterbatasan diri dengan benar dan berespons secara benar di hadapan Allah. Kiranya Allah memberikan belas kasihan dan menolong kita. (DS)

