Siapa yang boleh datang kepada Tuhan?

Devotion

Siapa yang boleh datang kepada Tuhan?

18 August 2025

Siapa yang boleh datang kepada Tuhan? Mungkin pertanyaan yang sering muncul bagi orang Kristen, terkhusus bagi mereka yang ada dalam pergumulan keluar dari dosa. Pertanyaan ini membawa kita berpikir, kriteria orang seperti apa yang Tuhan terima? Siapa yang boleh berdiam di kemah Tuhan pada akhirnya? Apakah saya termasuk di dalamnya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan besar dan dalam dari seseorang yang serius ingin datang kepada Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul tetapi sering kali kesannya sulit sekali untuk dijawab. Maka, jauh sebelum kita bertanya hal-hal ini, Pemazmur telah lebih dahulu bertanya kepada Tuhan dalam Mazmur 15:1, “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?“
Siapakah ya Tuhan yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh datang? Dari semua manusia di dunia ini, orang seperti apakah ya Tuhan? Waktu kita melihat ayat-ayat berikutnya, Pemazmur menulis bahwa yang diterima Tuhan adalah dia yang berlaku tidak bercela, yang berlaku adil, yang menyatakan kebenaran dengan segenap hatinya (ay. 2); yang tidak menyebarkan fitnah, yang tidak berbuat jahat kepada temannya, yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya (ay. 3); yang memuliakan orang yang takut akan Tuhan, yang berpegang pada sumpah walaupun rugi (ay. 4); yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba, yang tidak menerima suap melawan orang yang tidak bersalah (ay. 5). 
Waktu membaca tulisan Pemazmur di atas, mungkin sekali bagi kita itu adalah hal yang bisa kita kerjakan agar kita bisa tinggal di Kemah Tuhan. Kita terjebak dalam tindakan-tindakan “rohani” yang “taat” tanpa menyelidiki kedalaman dan keberadaan hati kita di hadapan Tuhan. Apakah kita melakukannya karena sungguh-sungguh mencintai Tuhan? Atau agar hanya bisa mendapat berkat Tuhan? Atau agar di dunia ini kita kelihatan berkualifikasi sebagai orang yang takut akan Tuhan? Yang kita inginkan kemah atau pribadi Tuhan itu sendiri?
Pemazmur menyadari para imam pun tidak bisa mengetahui keberadaan dan kedalaman hati orang Israel yang masuk seperti apa ke Bait Allah. Apakah jahat atau baik? Tulus atau busuk? Semua yang datang ke Bait Allah sangat mungkin bertopeng malaikat tetapi sesungguhnya berhati iblis di hadapan Tuhan. Maka, mari sekali lagi kita mengoreksi kedalaman hati dan jiwa kita. Apakah saya sedang pakai topeng malaikat tetapi berhati busuk dan jahat seperti Iblis? Apakah saya sungguh-sungguh tulus melayani dan menyembah Tuhan karena mencintai Dia? Jika tidak, maka kita perlu bertobat dan membalikkan hati kita kepada Tuhan.
Pemazmur mengakhiri bagian ini dengan satu janji Tuhan yaitu, hanya mereka yang takut akan Tuhan, menjaga perjanjian di hadapan Tuhan, yang hidup sesuai dengan firman Tuhan, merekalah yang tidak akan diguncangkan oleh iblis, dunia, atau godaan sebesar dan semenarik apa pun. Mengapa bisa? Karena Allah yang berkuasa menjaga, berdiri, dan berjalan menyertai mereka yang takut akan Tuhan selama mereka berjalan dan berjuang untuk tetap kudus dan setia kepada Tuhan, walaupun berada di tengah dunia berdosa, hingga mereka nantinya sampai dan berhenti di Kemah Tuhan yang kekal. (DB)