Topik lain yang menjadi perdebatan panjang di dalam filsafat metafisika adalah mengenai “being and becoming”. Apakah keberadaan yang ada di sekitar kita ini adalah keberadaan yang stabil atau seluruh keberadaan yang ada di sekitar kita selalu berubah? Dilema ini sering kita jumpai atau gumuli di dalam keseharian kita. Seorang yang hidup dengan stabil dan menetap di satu tempat sering kali berharap untuk kehidupan yang bertualang. Di sisi lain, seorang yang kehidupannya banyak bertualang, sering kali mengharapkan adanya kestabilan atau ketenangan di dalam hidupnya. Ketika hidup kita tidak sesuai dengan harapan, kita mengharapkan adanya perubahan, tetapi ketika kehidupan kita sudah sesuai harapan, kita mengharapkan adanya kestabilan. Dilema seperti ini merupakan bagian daripada dilema “being and becoming”. Bahkan di dalam keberdosaan, kita sering kali berharap untuk menjadikan diri kita sebagai yang absolut dan yang lain harus relatif dan terus berubah sesuai dengan keinginan kita.
Kekristenan selalu mempertahankan perbedaan antara Pencipta dan ciptaan. Kita percaya bahwa Sang Pencipta adalah keberadaan yang absolut. Yakobus 1:17 menyatakan bahwa Allah adalah terang dan di dalam-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ia adalah sumber kebenaran, segala kebenaran yang ada di dalam dunia ini adalah kebenaran yang berasal dari Allah Pencipta. Karena itu, kita adalah ciptaan yang terus bergantung kepada Allah yang absolut. Keberadaan kita adalah keberadaan yang relatif dan terus berubah. Namun perubahan di dalam hidup kita bukanlah perubahan yang tidak ada arah atau poros. Perubahan kita adalah perubahan yang seharusnya diarahkan kepada Allah yang absolut. Maka sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa keberadaan kita adalah relatif terhadap Allah yang absolut. Segala kehendak dan pimpinan-Nya seharusnya menjadi tujuan dari seluruh perubahan hidup kita. Oleh karena itu orang Kristen seharusnya hidup dengan menjadikan Allah dan kebenaran-Nya sebagai hal yang absolut di dalam kehidupan kita, hidup tunduk dan taat kepada segala perintah-Nya. Dialah poros, arah, tujuan hidup kita. (SL)

