Multidimension of Theology (1): Means of Knowing God

Christian Life

Multidimension of Theology (1): Means of Knowing God

9 June 2025

Pembelajaran Theologi sering kali dikesampingkan atau diabaikan dari kehidupan orang Kristen, khususnya pada zaman ini. Bahkan pembelajaran theologi sering kali dianggap sebagai pembelajaran yang terpisah dari firman Tuhan. Kalimat seperti, “Saya tidak perlu theologi, saya cukup membaca firman Tuhan saja” adalah kalimat yang cukup sering kita dengar dari generasi muda zaman ini. Mereka memiliki berbagai macam pandangan terhadap theologi, baik itu sebagai ilmu tingkat tinggi yang hanya cocok dipelajari oleh para hamba Tuhan dan akademisi bidang theologi, ataupun sebagai hal yang menarik untuk diketahui dan mengisi rasa penasaran kita tetapi tidaklah sampai kepada perubahan hidup. Namun, sebenarnya belajar theologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sebagai orang Kristen. Apalagi kita yang ingin makin mengenal Allah dan karya-Nya, sudah pasti harus belajar theologi agar kita makin mengerti kebenaran yang Tuhan ingin kita pahami dan hidupi di dalam dunia ini.

Di dalam konteks ini kita dapat melihat dimensi theologi sebagai salah satu sarana untuk kita mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Di dalam dimensi ini kita melihat theologi di dalam aspek yang lebih personal. Kerinduan kita sebagai orang Kristen untuk makin mengenal Allah, dapat diakomodasi melalui pembelajaran theologi. Tentu saja theologi tidak pernah boleh dan tidak dapat menggantikan Alkitab sebagai firman Tuhan. Alkitab menjadi inti atau prioritas utama dari proses pengenalan kita akan Allah. Pembelajaran theologi akan sangat membantu kita makin mengerti firman Tuhan dan mengenal Tuhan kita.
Bukan hanya pembelajaran yang bersifat personal, theologi bisa dikatakan sebagai pergumulan bersama umat Allah di sepanjang sejarah untuk mengenal Allah. Pengajaran yang kita terima di dalam ilmu theologi bukanlah hasil dari pergumulan segelintir orang saja, namun hasil dari pergumulan banyak orang dari berbagai zaman. Pemikiran yang telah digumulkan oleh para pendahulu kita, itulah yang mereka wariskan bagi generasi selanjutnya melalui tulisan-tulisan theologi tersebut. Maka sebenarnya ketika kita belajar theologi, secara tidak langsung kita sedang bergumul bersama para pendahulu kita untuk makin mengenal Allah. Maka seorang yang begitu rindu mengenal Allah, pasti harus belajar theologi, begitu juga pembelajaran theologi yang benar seharusnya membimbing kita makin rindu mengenal Allah. Pembelajaran theologi seperti demikianlah yang akan menuntun kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. (SL)