Sebagai orang muda kita pasti sering mendengar banyak lagu, khususnya lagu-lagu pop terkini bukan? Kalau kita perhatikan lagu-lagu pop Indonesia, lagunya secara umum berbicara tentang cinta, cinta daaaan… cinta. Namun, cinta yang dimaksud itu cinta yang seperti apa? Pernahkah kita bertanya kepada teman kita, yang sudah mempunyai pacar, kenapa dia bisa jatuh cinta dengan pacarnya? Atau pernah tidak kita bertanya kepada diri sendiri kenapa kita bisa jatuh cinta dengan orang itu?
“Habisnya dia itu orangnya baik banget sama aku. Dia tuh orangnya pengertian banget sama aku. Dia tuh orangnya bisa manjain aku. Dia tuh selalu bisa menghibur aku di setiap saat. Dia tuh bisa diandalkan banget, jadi aku selalu merasa safe kalau sama dia.”
Kalau kita pikir-pikir kembali, bukankah alasan di atas sangat self-centered? Dengan kata lain, kita “cinta” kepada seseorang karena dia bisa membuat diri kita nyaman. Jadi, kalau kita mau jujur, sebenarnya kita cinta diri kita sendiri atau kita cinta orang tersebut?
Alkitab mengatakan bahwa dosa pada dasarnya adalah cinta kepada diri sendiri (2Tim. 3:2). Kita secara tidak sadar sedang membangun kerajaan kita sendiri dan kita, sebagai rajanya yang selalu mengejar kenyamanan hidup sendiri. Kenapa saya berkuliah? Karena saya suka dengan mata kuliahnya dan karena nanti cari kerjanya gampang. Kenapa saya bekerja? Karena gajinya besar dan perusahaannya ternama (lumayan, saya jadi dapat nama juga). Kenapa saya pacaran? Karena saya ingin mendapat perhatian. Kenapa saya pergi ke gereja? Karena saya takut dikira Kristen KTP oleh orang-orang di sekitar saya. Nampaknya kita memang sangat mencintai diri kita sendiri dan kita selalu mempunyai rencana yang indah bagi diri kita.
Sebagai pemuda Kristen yang berdoa, “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga,” apa benar yang kita bangun setiap hari adalah kerajaan Allah? Kerajaan Allah adalah ketika Allah bertakhta sebagai Raja atas hidup kita dan kita sebagai manusia rela tunduk di hadapan Dia. Adalah tidak mungkin, kita membangun kerajaan Allah ketika kita lebih mencintai diri sendiri daripada mencintai Allah.
Allah selalu bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya dan “segala sesuatu” yang dimaksud di sini, mungkin tidak selalu nyaman bagi kita. Sesuatu tersebut mungkin malah menyusahkan kita dan memaksa kita untuk meninggalkan kenyamanan kita. Namun sering kali ketika masalah itu datang, kita justru malah menggerutu dan menyalahkan Tuhan. Kita sebenarnya harus sadar bahwa ketika kesulitan muncul, hal itu justru adalah untuk menyelamatkan kita dari keegoisan diri kita sendiri. Kita yang terlalu percaya pada kerajaan sendiri, yang merasa kerajaan kita dapat memberikan kita kenyamanan hidup, sekarang mulai diruntuhkan dan belajar bersandar pada Tuhan saja ketika kita menyadari bahwa kita tidak dapat menghadapi masalah tersebut seorang diri. Perlahan-lahan Tuhan di dalam anugerah-Nya yang besar, sedang menghancurkan kerajaan kita agar pada akhirnya kita dapat melihat diri kita dengan benar di hadapan Allah, yaitu kita sebagai ciptaan dan Dia sebagai Pencipta, kita sebagai hamba dan Dia sebagai Raja.
Sebagai pemuda Kristen, apa yang sesungguhnya kita kerjakan setiap hari? Kerajaan siapa yang sebenarnya kita bangun? Bukankah Kristus yang telah mati untuk kita seharusnya membuat kita rindu agar kerajaan-Nya datang di dalam hidup kita? Mari kita minta anugerah Tuhan dengan lebih lagi agar kita boleh belajar untuk semakin mencintai Dia dan membangun kerajaan-Nya. (IT)

