Waktu kita sekolah, kita pasti mengenal apa yang namanya ulangan. Sebelum ulangan, kita belajar dengan giat supaya dapat nilai yang bagus. Bagi kita yang beruntung dan menjadi mahasiswa di jenjang
Abad ke-21 menjadi abad di mana manusia mengejar aktualisasi diri. Oleh sebab itu, tidak heran jika “ledakan” media sosial terjadi di mana-mana. Mulai dari facebook, twitter, instagram sampai demam
Pernahkah kita mendengarkan keluhan semacam itu? Mungkin kita bukan hanya pernah mendengarnya, tetapi juga merasakannya. Hmm.. Kenapa rasanya tugas dan pekerjaan itu jadi beban hidup kita sih?
Tidak ada catatan yang lain tentang Bezaleel dan Oholiab di dalam Alkitab, selain ketika mereka dipilih untuk memimpin pengerjaan dari Rumah Allah. Tidak ada satu bagian pun yang menceritakan
Bagi para mahasiswa yang baru saja selesai mencicipi bangku kuliah dan terjun ke dunia kerja, akan menghadapi kenyataan kesulitan dunia pekerjaan. Kesulitan ini membuat terbersitnya di dalam pikiran
Setiap orang pasti mempunyai tokoh panutan atau idola. Idola ini akan membuat kita mulai dari follow akun medsosnya, mengikuti perkembangan beritanya, lalu mungkin sampai menirunya dari model pakaian,
Tuhan Yesus dilahirkan tanpa membawa satu pun hak milik-Nya ke dalam dunia. Sang Mesias yang dijanjikan membawa kemenangan tidak lahir dalam kemegahan dan pesta, juga tak berbalutkan kain yang indah.
“Dicuekin”, kata yang pasti kita tidak suka. Rasanya tuh sakit kalau kita dicuekin. Ketika kita berelasi dengan orang lain, akan selalu ada risiko mengalami hal ini.
Tidak ada satu orang pun yang dapat mengetahui isi hati orang lain. Bahkan kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa pada kenyaataanya kita tidak dapat mengenal isi hati kita sendiri.
Kita hidup di zaman yang tanpa sensitivitas akan dosa. Pengaruh postmodern dengan individualitas dan relativitasnya telah membuat manusia cenderung sesuka-sukanya dalam melakukan apa yang dia mau,