So Much Reason to Not Do So, Why Me?

Gladys Aylward (1902-1970)

So Much Reason to Not Do So, Why Me?

10 December 2014

Gladys Aylward, lahir tahun 1902, adalah seorang perempuan yang miskin, tidak sekolah, tidak terkualifikasi untuk bekerja (karena ia sudah tidak sekolah sejak umur 14 tahun), dan di atas semua itu, ia tidak memiliki apa-apa. Ia bekerja sebagai pembantu; ia mengurusi pekerjaan rumah tangga di dalam rumah orang kaya. Ia merasa cukup dengan kehidupan seperti demikian, karena toh ia sudah merasa nyaman dengan semua itu.

Gladys juga bukan seorang yang religius. Namun pada suatu malam, ia pergi ke sebuah persekutuan dan untuk pertama kalinya ia menyatakan bahwa Tuhan Yesus telah membuka hatinya sehingga ia menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan  Juruselamatnya. Kemudian, dalam waktu dekat Gladys ikut sebuah kampanye anak-anak muda. Di sana, ia membaca salah satu artikel dari majalah kampanye tersebut tentang negara Tiongkok. Ia kemudian berpikir bahwa lebih dari ratusan juta orang di Tiongkok tidak pernah mendengar tentang Yesus Kristus. “Aku rasa kita perlu melakukan sesuatu tentang hal ini,“ pikir Gladys. Saat itu ia belum merasa bahwa Tuhan memanggil dirinya sebagai misionaris di Tiongkok. Ia kemudian membujuk saudara dan teman-temannya serta bertanya, “adakah orang yang bisa membawa Injil sampai ke Tiongkok?”

Abad ke-19 bukanlah masa yang aman di Tiongkok. Saat itu merupakan abad yang penuh dengan pertumpahan darah yang dilakukan oleh para revolusioner yang dipanggil “Boxers”. Orang Tiongkok yang mengaku Kristen dan orang asing yang menjadi misionaris ke Tiongkok kebanyakan jatuh ke tangan Boxers untuk dianiaya. Saat itu, Gladys tidak begitu yakin apakah dirinya dipanggil sebagai misionaris atau tidak, tetapi satu hal yang ia tahu adalah ia bisa memakai mulutnya untuk berkata-kata. Ia berpikir, mungkin Tuhan bisa memakai hal tersebut. Tahun 1929, ia melamar ke China Inland Mission (CIM), namun setelah melalui proses belajar dan pelatihan, ia ditolak di CIM dengan alasan pendidikannya yang kurang mendukung dan bahasa Tionghoanya yang sangat terbatas. Gladys kemudian bergumul, “sebenarnya Tuhan benar-benar memanggilku ke Tiongkok atau tidak?“

Tuhan memang memanggil Gladys untuk menjadi misionaris ke Tiongkok, tetapi dengan cara yang berbeda. Gladys pergi ke Tiongkok dengan menggunakan kereta barang dan hanya bermodalkan sejumlah kecil harta yang ada di tangannya- 2 pence and half penny.

Dari muda, Gladys hanya mengambil langkah demi langkah, dari menit ke menit, untuk mengikuti jalan Tuhan. Pada suatu ketika, karena ada peperangan, dengan menggunakan seluruh tenaga, keringat, dan tubuhnya yang rapuh, gadis keturunan Inggris ini harus membawa 100 anak-anak untuk melarikan diri dari Yangcheng ke Xian. Perjalanan Gladys Aylward merupakan perjalanan yang penuh iman. Dalam hidupnya, Gladys Aylward senantiasa sadar akan keberadaan Tuhan dan topangan Tuhan, meskipun ia terus mengalami ketakutan, teror, ketidakpastian, dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Sampai tua, Gladys Aylward tetap menjalankan panggilannya di tengah-tengah bangsa Tionghoa.

Allah adalah Allah yang hidup; Allah yang diimani oleh Gladys Aylward adalah Allah yang sama yang kita sebagai umat Kristiani imani sampai hari ini. Gladys dan kita (para pemuda-pemudi Kristen) seharusnya memiliki api serta semangat perjuangan yang sama. Gladys Aylward punya 1000 alasan untuk tidak pergi ke Tiongkok; toh ia tidak punya uang yang cukup, ia tidak punya pendidikan yang cukup, ia tidak punya kekuatan yang cukup. Ia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk membawa 100 anak menyeberangi gunung dan sungai. Namun di dalam semua kesulitan itu, ia tetap menjalani panggilannya. Demikian halnya dengan kita. Kita selalu berpikir bahwa kita memiliki 1000 alasan untuk tidak penginjilan, tidak belajar Firman Tuhan, dan tidak baca Alkitab. Masihkah kita mengeraskan hati kita untuk tidak taat kepada Tuhan? Tuhan memanggil dan mampu memakai siapa saja untuk ikut serta di dalam pekerjaan-Nya. Beranikah kita meresponi panggilan Tuhan atas diri kita?

"Remember your leaders, those who spoke to you the word of God.
Consider the outcome of their way of life, and imitate their faith.
Jesus Christ is the same yesterday and today and forever.
"
- Hebrews 13 : 7 - 8

[AA]