Alkitab: Dari Teks Menuju Hati

Christian Life

Alkitab: Dari Teks Menuju Hati

26 May 2025

Kita telah membaca dari artikel sebelumnya (The knowledge of God starts from the fear of the LORD) bahwa Alkitab merupakan Wahyu Khusus Allah. Alkitab sebagai firman dari Sang Sumber Kehidupan mampu memberikan kehidupan kepada orang yang sudah ditebus melalui darah Kristus. Tetapi pertanyaannya, mengapa kita bisa mengalami kekeringan rohani saat membaca Alkitab? Mengapa tulisan ayat demi ayat dalam Alkitab tidak masuk ke dalam hati kita?
John Frame memberikan satu pandangan penting bahwa wahyu Allah atau pengenalan akan Allah sampai kepada kita melalui firman (word), peristiwa (event), dan pribadi (persons). Sering kali sewaktu membaca Alkitab, pikiran kita hanya berhenti membaca ayat demi ayat (word) atau berhenti mengerti peristiwa dalam Alkitab saja (event). Kita cenderung mengejar proyek pembacaan Alkitab setahun kita tercapai atau mengumpulkan informasi detail mengenai peristiwa tertentu. Hal ini tidak salah, tetapi kita sering melupakan bahwa Allah sungguh-sungguh sedang berbicara kepada saya saat ini (persons-interpersonal interaction between God and man). Allah memberikan Alkitab kepada kita bukan hanya sebagai pesan pada kertas (seperti sebuah koran) atau buku sejarah, tetapi untuk membawa pesan Allah kepada pikiran dan hati seorang manusia.
Seorang Kristen tidak melihat setiap ayat sebagai teks atau sejarah belaka, tetapi mengambil setiap ayat sebagai perkataan Allah secara langsung atau seperti surat cinta dari Allah kepada kita. Setiap mulai membaca Alkitab kita belajar rendah hati untuk mengerti dan bertanya, “Ya Tuhan, apa yang Engkau ajarkan dalam peristiwa ini? Apa didikan Tuhan kepadaku hari ini melalui ayat ini? Apa yang Roh Kudus tanamkan sebagai benih firman hari ini? Bagaimana aku taat menjalankannya?” Mari kita terus belajar mengubah cara pikir dalam membaca Alkitab.
Pembacaan Alkitab dengan satu hati yang benar dan melalui topangan oleh Roh Kudus sajalah yang membuat kita tidak pernah kering dan berhenti merenungkan Allah melalui Alkitab, bahkan Roh Kudus akan membawa kita mengalami hidup yang terus diselaraskan dengan hati Allah. Pembacaan Alkitab tidak lagi sebagai koran atau buku sejarah, tetapi terlebih lagi sebagai surat cinta Allah kepada manusia berdosa. (DB)