Sekarang kita melihat raja-raja Israel. Nadab, anak Yerobeam menjadi raja menggantikan Yerobeam. Di dalam masa pemerintahan yang hanya dua tahun dia melakukan kejahatan seperti kejahatan Yerobeam. Tuhan murka kepada dia dan memutuskan bahwa keturunan Yerobeam tidak lagi boleh melanjutkan takhta kerajaan atas Israel. Perhatikan kata-kata yang sangat keras dari Tuhan dalam 1 Raja-raja 14:9-11. Tuhan telah memutuskan akan membuang keluarga Yerobeam selama-lamanya. Dia telah membelakangi Tuhan, menghina Dia dengan membuat patung-patung sembahan. Bahkan Tuhan melihat bahwa hanya Abia, anak Yerobeam yang mati, itulah satu-satunya orang yang baik di keluarga Yerobeam. Hukuman Tuhan mulai terlaksana dan anak Yerobeam, Nadab, tidak bisa berlama-lama duduk di takhta kerajaannya. Dia disingkirkan karena ayahnya memberontak melawan Tuhan dan juga karena kejahatannya sendiri (1Raj. 15:26). Pemberontakan, pembunuhan raja-raja sebelumnya beserta seluruh keluarga mereka, inilah yang mewarnai pergantian dinasti di Israel. Ini tidak terjadi di Yehuda bukan karena Yehuda lebih baik dari pada Israel. Kita telah melihat dalam bagian sebelumnya dari kitab ini bahwa Yehuda pun rusak sama seperti Israel. Pemeliharaan Tuhan sehingga Dinasti Daud tidak digulingkan dan disingkirkan dari sejarah adalah karena janji Tuhan kepada Daud. Takhta Daud tetap kokoh karena Tuhan setia menggenapi apa yang Dia janjikan. 1 Raja-raja 15:28 mengatakan bahwa Baesa, seorang dari suku Isakhar, membunuh Nadab. Lebih lagi dikatakan bahwa dia membinasakan seluruh keluarga Yerobeam. Alangkah mengerikannya perpindahan dinasti pada zaman itu. Sangat penuh dengan kekerasan dan pembantaian. Ini tidak pernah menjadi bagian dari damai sejahtera yang Tuhan rancangkan bagi bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa memerintah dengan tangan besi dan setiap perpindahan dinasti akibat pemberontakan menyebabkan rezim yang lama dihancurkan sama sekali. Setiap kekuatan yang memihak rezim yang takluk akan segera dihancurkan.
Dalam bacaan kita (ay. 30) dikatakan bahwa semua ini terjadi karena Yerobeam menyakiti hati Tuhan, Allah Israel. Tuhan bertindak karena nama-Nya yang kudus dan karena manusia yang dipercaya oleh-Nya membelakangi Dia. Yerobeam mendapatkan anugerah yang sangat besar dengan menjadi raja atas umat Tuhan. Tetapi kepercayaan yang diberikan oleh Allahnya dihancurkan oleh Yerobeam. Nadab melanjutkan pemberontakan ayahnya dan menyakiti hati Tuhan dengan keberdosaannya. Ini semua masih berlanjut karena 1 Raja-raja 15:34 mencatat bahwa Baesa, yang memerintah menggantikan Nadab, juga berlaku jahat dan memengaruhi Israel untuk berdosa kepada Allah. Memang benar yang dikatakan oleh Paulus: tidak ada yang benar, seorangpun tidak! (Rm. 3:10, Mzm. 14:3). Dinasti demi dinasti dibangkitkan dan diturunkan oleh Tuhan, tetapi tidak ada seorang pun yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Raja demi raja bangkit dan mati. Tidak satu pun yang sungguh-sunguh mencari Tuhan. Jikalau Allah kita bukanlah Allah yang sabar, bukankah kita semua sudah binasa sekarang? Baesa berdosa dan menyakiti hati Tuhan, namun demikian tetap mendapatkan peringatan dari nabi yang diutus oleh Tuhan. Yehu anak Hanani memberikan pesan kepada Baesa, yaitu bahwa Tuhan akan memusnahkan Baesa dan keluarganya seperti dulu Tuhan memusnahkan Yerobeam. Perhatikan betapa keras dan mengerikannya murka Tuhan yang dinyatakan di dalam 1 Raja-raja 16:3-4. Baesa harus membayar dosanya dengan begitu mengerikan. Generasi Israel makin lama makin terpuruk dengan raja-raja yang tidak setia, yang mengikuti kehendak sendiri dan menganggap bahwa titahnya dan keinginannya adalah sesuatu yang secara mutlak harus dimiliki. Marilah kita merenungkan beberapa hal di bawah ini:
- Kita harus ingat bahwa Tuhan berhak murka. Dia sajalah yang kudus secara sempurna. Dia sajalah Hakim seluruh alam semesta. Bagaimana mungkin seorang raja boleh mengabaikan Tuhan sang Pemberi mandat. Biarlah kita belajar mengingat posisi Allah yang menguasai segala sesuatu. Dia adalah satu-satunya yang berhak memberikan perintah yang mutlak. Dia adalah satu-satunya yang berhak menerima ketaatan yang sepenuh-penuhnya. Mari renungkan di dalam hati. Apakah kita telah menjadi sadar akan kemegahan Allah? Apakah kita menerima sepenuh-penuhnya bahwa Dialah yang berhak menerima segala sesuatu dan kita hanyalah orang-orang hina yang tidak layak? Jika kita telah menerima hal-hal ini, maka percayalah bahwa kita pasti mengerti mengapa Allah begitu murka kepada raja-raja yang tidak setia ini. Baesa, Nadab, Yerobeam, Rehabeam, semua adalah penyembah-penyembah berhala yang memang sepantasnya dihakimi oleh Tuhan. Jika Tuhan tidak berhak murka, bagaimanakah mungkin Dia menghakimi dunia.
- Tetapi jangan lupa bahwa Allah juga adalah penyabar. Jangan mengenal Allah tanpa mengenal seluruh karakter-Nya yang agung. Zaman sekarang manusia hanya memahami kasih. Tetapi kasih tanpa definisi yang jelas bukanlah kasih yang sejati. Mengasihi tanpa mengenal siapa Dia yang mengasihi adalah sesuatu yang salah. Allah tidak pernah menghukum secara sewenang-wenang. Upah dosa adalah maut, ini berarti bahwa Injil Tuhan haruslah memadukan kedua aspek ini, yaitu aspek murka Tuhan dan keadilan Tuhan, dengan aspek belas kasihan dan kesabaran Tuhan. Cinta kasih Tuhan mencakup seluruh hal ini juga. Ketidakseimbangan di dalam mengenal sifat-sifat Allah dapat berakibat sangat jelek. Kita dapat menjadi terbiasa untuk merasa dekat dengan Allah tanpa merasa adanya keperluan untuk menghormati Dia. Demikian juga jika kita tidak seimbang jika mengenal Allah sebagai yang memberi hukuman tanpa melihat sisi sifat-Nya yang lain, yaitu kasih dan pengampunan-Nya di dalam Kristus, akan membuat kita berelasi dengan Tuhan di bawah teror. Marilah belajar merenungkan hal ini. Kesabaran Allah terbukti di dalam beberapa hal. Dia menciptakan segala sesuatu, dan segala sesuatu adalah untuk Dia. Manusia diciptakan oleh Dia, tetapi manusia membelakangi Dia dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi Tuhan yang penuh kesabaran terus memanggil manusia kembali. Sekarang Dia memanggil kita dengan pengorbanan Kristus, Anak-Nya. Pengorbanan yang ditawarkan kepada kita semua dengan kesabaran yang sangat besar. Jangan mengaku sudah mengenal Allah kalau kita belum pernah merasakan kesabaran-Nya yang besar. Kesabaran-Nya yang menunggu kita hingga kita bertumbuh secara rohani. Kesabaran-Nya yang besar ini membuat Anda dan saya akhirnya bisa mengenal Dia dan bertumbuh di dalam Dia.
- Para raja, baik di Israel dan Yehuda, bukan saja dibangkitkan untuk memerintah umat Tuhan, tetapi juga untuk menjadi gambaran bagaimana Tuhan menyatakan kuasa-Nya di dalam dunia pemerintahan. Dia akan memberikan kedamaian kepada orang yang sungguh-sungguh menjalankan tugasnya sebagai raja yang benar. Tetapi Dia juga akan bertindak keras kepada orang-orang yang menyelewengkan jabatannya sebagai raja. Sekarang jika kita melihat para pemimpin besar yang fasik, orang-orang yang menyelewengkan jabatannya untuk mengambil keuntungan dan yang bertindak keras untuk menghancurkan golongan lain atau orang lain. Cara Tuhan menghancurkan raja-raja Israel adalah cara yang juga Tuhan pakai untuk menghakimi para pemimpin dunia yang tidak beres. Jangan pikir kalau Tuhan hanya mengurusi Israel dan Yehuda. Dia adalah Allah yang menciptakan dunia. Bukan hanya Dia menciptakan dunia, Dia juga memimpin sejarah dunia dan memelihara dunia hingga hari pembaruan-Nya tiba. Dia jugalah yang menjaga supaya semua perusak dunia dan pengganggu damai sejahtera, semua akan dihakimi. Mazmur 82 menyatakan hal tersebut. Tuhanlah hakim yang akan menghakimi para hakim. Tuhanlah raja yang akan memerintah para raja. Tuhan adalah yang akan menundukkan pemerintah-pemerintah. Tuhan jugalah yang akan menghakimi setiap ketidakadilan dan ketidakbenaran. Tuhan membenci kekerasan. Tuhan membenci ketidakadilan. Penyembahan berhala, penyimpangan moral, kekerasan, ketidakadilan, semuanya akan dihakimi oleh Dia. (JP)

